Sesuatu
yang paling konstan yang terjadi di dunia ini adalah perubahan. Akselerasi perubahan dalam teknologi, populasi, dan
aktivitas ekonomi telah mengubah dunia tempat manusia hidup dan beraktivitas
dari kondisi yang tadinya bersifat “alamiah” menjadi kondisi yang sifatnya
lebih “modern”.
Beberapa
dari perubahan tersebut ternyata menyenangkan, sedangkan beberapa yang lainnya
malah telah mencemari planet bumi ini, memiskinkan spirit manusia, dan mengancam keberadaan manusia dan kehidupan
lainnya di muka bumi ini. Semuanya itu telah menantang berbagai institusi,
praktek, dan kepercayaan tradisional yang ada selama ini. Perubahan-perubahan
yang selama ini diperjuangkan, ternyata mengandung konsekuensi-konsekuensi pada
diri manusia itu sendiri, baik yang diinginkan maupun yang tidak diiinginkan.
Para
ahli berpendapat bahwa perubahan radikal yang terjadi di dalam masyarakat yang
diakibatkan oleh faktor-faktor di atas membutuhkan suatu cara pandang baru
dalam berpikir dan bertindak. Banyak ahli kemudian menyarankan untuk
menggunakan dan mengembangkan pendekatan sistem atau systems thinking (kemampuan untuk melihat dunia ini sebagai sebuah
sistem yang kompleks untuk memahami bahwa “segala sesuatu saling terkait dengan
yang lainnya”).
Jika
seseorang mempunyai cara pandang yang holistik, maka dia diharapkan akan
memandang dan bertindak pada sistem sebagai keseluruhan, mengidentifikasi
titik-titik pengungkit terbesar (high
leverage) dalam sistem, dan dapat menghidari resistensi kebijakan yang
terjadi. Dengan demikian, bagi sebagian orang, pengembangan systems thinking ini merupakan suatu
yang krusial untuk keberlangsungan hidup manusia di muka bumi ini.
Selanjutnya,
tantangan yang ada di depan adalah bagaimana memindahkan dari generalisasi
tentang akselerasi belajar dan systems
thinking ke dalam perangkat dan proses yang membantu untuk memahami
kompleksitas, merancang kebijakan-kebijakan operasional yang lebih baik, dan
panduan perubahan dalam sistem dari organisasi yang paling kecil sampai pada
planet bumi sebagai keseluruhan. Untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap kompleksitas permasalahan,
pendekatan systems thinking telah menawarkan sejumlah perangkat yang berdaya guna mulai dari grafik
perilaku terhadap waktu, diagram simpal kausal, pola-pola dasar sistem (archetypes systems) sampai dengan
model-model simulasi komputer yang lebih kompleks (sistem dinamis). Kesemuanya itu merupakan perangkat-perangkat yang
berdaya guna untuk menjelaskan secara visual bagaimana sebuah sistem (organisasi)
beroperasi dalam rangka untuk mengidentifikasi pengungkit-pengungkit
terbesar serta untuk mengubah
struktur-struktur sistem yang telah terbentuk sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar