Menurut Sudarsono
(2003), minimal ada dua cara yang dapat dilakukan untuk memahami systems thinking, yaitu: dengan
memahaminya sebagai salah satu disiplin belajar, dan dengan memahaminya sebagai
konsepsi, sosok pengetahuan dan alat berpikir.
Cara memahami systems thinking sebagai disiplin
belajar dapat dilakukan dengan mencoba untuk memahami konsep pembelajaran dan
organisasi pembelajaran. Dalam konsep pembelajaran, terda-pat tiga proses
pembelajaran yang harus dilakukan secara terus-menerus secara bersamaan, yaitu (Raka, 2000;
Sudarsono, 2003): (1) proses
untuk selalu mempelajari, memahami, menghayati dan melaksanakan paradigma baru (learning how to learn), (2) proses untuk selalu mengevaluasi, meng-endapkan dan
meninggalkan paradigma yang ternyata sudah tidak sesuai dengan tantangan terkini
(learning how to unlearn), dan (3) proses untuk selalu menggali, menemukan, dan mendayagunakan kearifan
lama yang ternyata memberikan kontribusi untuk pemecahan problem saat ini (learning how to relearn)
Ketiga proses tersebut
seharusnya dilakukan tidak hanya oleh perseorangan secara sendiri-sendiri, akan
tetapi juga harus dilakukan pada tingkat kelompok, tingkat organisasi, bahkan
tingkat bangsa (negara). Untuk itu, bagi setiap individu, kelompok, organisasi
maupun bangsa, yang melaksanakan proses pembelajaran seharusnya ditandai dengan
pemahaman dan penerapan – apa yang disebut dengan – disiplin belajar.
Dengan memahami,
menguasai, dan menerapkan disiplin belajar memungkinkan seseorang, sekelompok
orang, organisasi atau bangsa dapat melaksanakan ketiga proses pembelajaran
tersebut (Sudarsono, 2003).
Cara memahami systems thinking sebagai konsepsi, sosok
pengetahuan dan alat berpikir diawali dengan melakukan pergeseran cara berpikir
atau perubahan pola pikir. Untuk dapat melakukan hal tersebut tentu saja yang
pertama kali dilakukan adalah harus belajar, seperti belajar untuk melihat
hubungan sebab-akibat searah ke hubungan saling keterkaitan, belajar untuk
melihat potret-potret sesaat ke adanya proses perubahan, dan lain-lainnya. Langkah selanjutnya adalah dengan memahami fenomena hubungan kausal
yang
menggambarkan realitas suatu sistem, konsep umpan
balik yang
menggambarkan interaksi dinamis antar variabel yang diamati, baik saling memperkuat atau menyeimbangkan. Selanjutnya
konsep diagram simpal kausal digunakan sebagai perangkat yang dapat membantu
melakukan strukturisasi dan konseptualisasi berbagai permasalahan yang dihadapi.
Sedangkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perilaku
sistem, pemodelan yang dibantu dengan simulasi komputer, salah satunya adalah
sistem dinamik, dapat digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar